Senin, 30 April 2012

Aanthal Leukosit


MENGHITUNG SEL DARAH

Ketiga jenis sel darah, leukosit, eritrosit, dan trombosit dihitung jumlahnya per satuan volume darah dengan terlebih dahulu membuat pengenceran dari darah yang diperiksa. Pada laboratorium besar yang beban kerjanya besar pula, upaya itu biasanya dilakukan dengan menggunakan alat penghitung elektronik. Pada dasarnya alat semacam itu yang lazimnya dipakai bersama alat pengencer otomatis memberi hasil yang sangat teliti dsan tepat.  Sering alat penghitung elektronik dikaitkan dengan komputer kecil yang dapat memberi data mengenai volume eritrosit rata –rata dan nila hemoglobin rata – rata. Harga alat penghitung elektronik mahal dan mengharuskan pemakaian dan pemeliharaan yang sangat cermat. Selain itu perlu ada upaya untuk menjamin tepatnya alat itu bekerja dalam satu program jaminan mutu (quality control). Metode elektronik itu tidak dijelaskan lebih lanjut.
Cara – cara menghitung sel darah secara manual dengan memakai pipet dan kamar hitung tetap menjadi upaya penting dalam laaboratorium klinik.

MENGHITUNG LEUKOSIT

Darah diencerkan dalam pipet leukosit, kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung. Jumlah leukosit dihitung dalam volume tertentu, dengan mengenakan faktor konversi jumlah leukosit per mikroliterdarah dapat diperhitungkan.
Larutan pengencer adalah larutan turk yang mempunyai susunan sebagai berikut :
-          Larutan gentianviolet 1% dalam air 1 ml
-          Asam asetat glasial 1 ml
-          Aquadest ad 100 ml
Saringlah sebelum dipakai.

Cara

A. Mengisi pipet leukosit
1. Isaplah darah (kapiler,EDTA atau oxalat) sampai pada garis tanda 0,5 tepat.
2. Hapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet.
3. Masukkan ujung pipet dalam larutan turk sambil menahan darah pada garis – garis tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45 derajad dan larutan turk diisap perlahan – lahan sampai garis tanda 11. Hati – hatilah jangan sampai terjadi gelembung hawa.
4. Angkatlah pipet dari cairan; tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet penghisap.
5. Kocoklah pipet itu selama 15 – 30 detik. Jika tidak segera akan dihtiung, letakkanlah dalam sikap horisontal.
B. mengisi kamar hitung
1. Letakkanlah kamar hitung yang bersih benar dengan kaca penutupnya terpasang mendatar di atas meja.
2. Kocoklah pipet yang diisi tadi selama 3 menit terus – menerus; jagalah jangan sampai ada cairan terbuang dari dalam pipet itu diwaktu mengocok.
3. Buanglah semua cairan yang ada di dalam batang kapiler pipet (3 atau 4 tetes) dan segeralah sentuhkan ujung pipet itu dengan sudut 30 derajad pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan kamar hitung itu terisi cairan perlahan – lahan dengan daya kapilaritasnya sendiri.
4. Biarkan kamar hitung itu selama 2 sampai 3 menit supaya leukosit – leukosit dapat mengendap. Jika tidak dapat dihitung dengan segera, simpanlah kamar hitung itu dalam sebuah cawan petri tertutup yang berisi segumpal kapas basah.
C. Menghitung jumlah sel
1. Pakailah lensa objektif kecil, yaitu dengan perbesaran 10x. Urunkan lensa kondensor atau kecilkan diafragna. Meja mikroskop harus datar sikapnya.
2. Kamar hitung dengan bidang bergarisnya diletakkan di bawah objektof dan fokus mikroskop diarahkan kepada garis – garis bagi itu. Dengan sendirinya leukosit – leukosit jelas terlihat.
3. Hitunglah semua leukosit yang terdapat dalam keempat “bidang besar” pada sudut – sudut “seluruh permukaan yang dibagi”.
a. Mulailah menghitung dari sudut kiri atas, etrus ke kanan; kemudoan turun ke bawah dari kana ke kiri; lalu turun lagi ke bawah dan dimulai lagi dari kiri ke kanan. Cara seprti itu dilakukan pada keempat “bidang besar”.
b. Kadang – kadang ada sel – sel yang letaknya menyinggung garis batas sesuatu bidang. Sel – sel yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas harus dihitung. Sebaliknya sel – sel yang menyinggung garis batas sebelah kanan atau bawah tidak boleh dihitung.
D. Perhitungan
Pengenceran yang terjadi dalam pipet ialah 20 kali. Jumlah semua sel yang dihitung dalam keempat bidang itu dibagi 4 menunjukkan jumlah leukosit dalam 0,1 mikroliter.
Kalikan angka itu dengan 10 (untuk tinggi) dan 20 (untuk pengenceran) untuk mendapat jumlah leukosit dalam 1 mikroliter darah. Singkat : jumlah sel yang dihitung kali 50 = jumlah leukosit per mikorliter darah.
Catatan :
Pengenceran darah yang lazim dipakai untuk menghitung leukosit ialah 20 kali. Tetapi menurut keadaan (leukositosis tinggi atau leukopenia) pengenceran itu dapat diubah sesuai dengan keadaan itu; pengenceran dijadikan lebih tinggi pada leukositosis dan lebih rendah pada leukopenia.
Jagalah dalam segala tindakan agar pengenceran yang telah dicapai dalam pipet itu tidak terganggu; itu menimbulkan kesalahan.
Dalam dara oxalat yang tidak segera dipakai ada kemungkinan leukosit – leukosit akan menggumpal; peristiwa itu sangat mengurangi ketelitian kerja.
Jika darah tepi mengandung banyak sel darah merah berinti, maka sel – sel itu akan ikut diperhitungkan seperti leukosit. Koreksi dapat diadakan dengan memeriksa sediaan apus yang dipakai untuk hitung jenis leukosit; persentasi sel darah metah berinti dicatat. Misalnya didapat 10.000 leukosit/mikroliter darah dan dari hitung jenis ternyata bahwa di samping tiap 100 leukosit ada 25 sel darah merah berinti, maka jumlah leukosit yang sebenarnya ialah :
10.000 - { (25 / 100+25) x 10.000 } =8.000 per mikroliter darah.
Dengan memakai alat – alat baik dan teknik sempurna, ketelitian tindakan menghitung leukosit ialah kira – kira ± 10%.
Kesalahan – kesalahan pada tindakan menghitung leukosit
1. Jumlah darah yang diisap ke dalam pipet itu tidak tepat jika :
a. Bekerja terlalu lambat sehingga ada bekuan darah.
b. Tidak mencapai garis tanda 0,5.
c. Membaca dengan paralaks.
d. Memakai ppet basah.
e. Mengeluarkan lagi sebagian darah yang telah diisap karena melewati garis tanda 0,5.
2. Pengenceran dalam pipet salah jika :
a. Kehilangan cairan dari pipet, karena mengalir kembali ke dalam botol berisi larutan turk.
b. Tidak mengisap cairan turk tepat sampai garis 11.
c. Terjadi gelembung udara di dalam pipet pada waktu mengisap larutan turk.
d. Terbuang sedikit cairan pada waktu mengocok pipet atau pada waktu mencabut karet penghisap dari pipet.
3. Tidak mengocok pipet segera setelah mengambil larutan turk.
4. Tidak mengocok pipet sebentar sebelum mengisi kamar hitung.
5. Tidak membuang beberapa tetes dari isi pipet sebelum mengisi kamar hitung.
6. Yang bertaian dengan kamar hitung dan teknik menghitung :
a. Kamar hitung atau kaca penutup kotor.
b. Ada gelembung udara termasuk beberapa dengan cairan.
c. Letak kaca penutup salah.
d. Meja mikroskop tidak datar air.
e. Salah mengihtung sel yang menyinggung garis – garis batas.
f. Kaca penutup tergeser karena disentuh dengan lensa mikroskop.
 
Harga normal leukosit

Darah (lavender)
Dewasa : total 4.500 – 10.000 mikroliter
Anak 2 tahun : 6.000 – 17.000 mikroliter
Bayi baru lahir : 9.000 – 30.000 mikroliter
Dewasa : tekanan 75 – 175 mm H2O ; sel darah putih 0 – 8 mikroliter; protein : 15 – 45 mg/dl; glukosa : 40 – 80 mg/dl.

Sabtu, 28 April 2012

Kunci Gitar Ayu Ting Ting Alamat Palsu - Chord Gitar Dan LIrik Lagu

Intro : B C A B C D B C A B 2x
        Em D C Bm C Bm

    Bm     Em   Bm         Bm      Em   Bm
kemana kemana kemana ku harus mencari kemana
      A                 G   
kekasih tercinta tak tahu rimbanya
      Em         A  G F# G Bm
lama tak datang ke rumah

    Bm     Em     Bm         Bm       Em     Bm
dimana dimana dimana tinggalnya sekarang dimana

Interlude : Bm A G Bm 2x
            A Bm A Bm

Reff :
Bm  
ke sana kemari membawa alamat
 A 
namun yang ku temui bukan dirinya
     G            A           Bm    A Bm
sayang yang ku terima alamat palsu
Bm
ku tanya sama teman-teman semua
 A
tetapi mereka bilang tidak tahu
     G            A           Bm
sayang mungkin diriku tlah tertipu
Em                F#      Bm      F# G Bm
membuat aku frustrasi dibuatnya

    Bm     Em     Bm         Bm       Em     Bm
dimana dimana dimana tinggalnya sekarang dimana

Int : Bm A G Bm 2x
      A Bm A Bm

Bm  
ke sana kemari membawa alamat
 A 
namun yang ku temui bukan dirinya
     G            A           Bm    A Bm
sayang yang ku terima alamat palsu
Bm
ku tanya sama teman-teman semua
 A   www.musikji.net
tetapi mereka bilang tidak tahu
     G            A           Bm
sayang mungkin diriku tlah tertipu
Em                F#      Bm      F# G Bm
membuat aku frustrasi dibuatnya

    Bm     Em     Bm         Bm       Em     Bm
dimana dimana dimana tinggalnya sekarang dimana

    Bm     Em   Bm         Bm      Em   Bm
kemana kemana kemana ku harus mencari kemana
      A                 G   
kekasih tercinta tak tahu rimbanya
      Em         A  G F# G Bm
lama tak datang ke rumah
    Bm     Em     Bm         Bm       Em     Bm
dimana dimana dimana tinggalnya sekarang dimana

PEMERIKSAAN OKSIDASE POSITIF ISOLAT MICROCOCCUS

BAB I
Senyawa Kimia dalam Pemeriksaan Oksidase Positif

A.   Reagen
       Tetramethyl-p-phenylenediamine dihydrocloride
Komposisi  :
-          Larutan alfa-naftol 1%
-          Dimetil-p-fenilendiamin dihidoklorid

Prosedur :
1.    Siapkan agar plate untuk inokulasi masing-masing bakteri uji
2.    Gunakan teknik aseptik dalam menginokulasikan tiap-tiap bakteri dengan memakai “single line streak inoculation” pada permukaan agar.
3.    Inkubasi 370C selama 24-48 jam.
4.    Tambahkan reagen oksidase pada koloni terpisah dan amati hasil

B.  Rumus Kimia : C10H16N2 . 2 HCl
     Penampilan fisik : Off-putih bubuk abu-abu
             
     Tetramethyl-p-phenylenediamine dihydrocloride


BAB II
PERUBAHAN KIMIA PADA OKSIDASE POSITIF
               
      Oksidase  adalah pengujian yang penting untukmembedakan karakteristik genus Psedomonas. Pengujian ini dapat bermanfaat untuk membedakan spesies yang serupa dengan P.syringe. Pada P.syringe oksidase bersifat negative dan spesies lain dari genus Pseudomonas bersifat oksidase positif. Letakkan kertas Whatman No.1 didalam pertidish dan teteskan 3-4 tetes 1% larutan Tetramethyl-p-phenylenediamine dihydrocloride pada bagian tengah kertas. Letakkan 1 lup penuh bakteri yang segar telah ditumbuhkan pada medium Kings’B Agar dan goreskan pada kertas saring yang lembab. Perubahan reagen menjadi warna ungu dalam 10 detik merupakan hasil positif. Sedangkan untuk oksidase negatif maka pembentukan warna ungu setelah 30 detik.
     Menggunakan Tetramethyl-p-phenylenediamine dihydrocloride (C6H4[N(CH3)2]2HCl) dicampur dengan asam askorbat (ascorbic acid), larutan tersebut diteteskan pada kertas saring.Biarkan murni diambil dengan ose lalu dgoreskan pada kertas saring tersebut. Bila dalam beberapa detik terjadi perubahan warna biru/violet menandakan oksidase positif.







BAB III
PEMBAHASAN

Transport elektron sering disebut juga sistem rantai respirasi atau sistem oksidasi terminal. Transport elektron berlangsung pada krista (membran dalam) dalam mitokondria. Molekul yang berperan penting dalam reaksi ini adalah NADH dan FADH2, yang dihasilkan dari siklus Krebs. Selain itu, molekul lain yang juga berperan adalah molekul oksigen (O2), koenzim Q (Ubiquinone), sitokrom b, sitokrom c, dan sitokrom a atau sitokrom oksidase.
      Pertama-tama, NADH dan FADH2 mengalami oksidasi, dan elektron berenergi tinggi yang berasal dari reaksi oksidasi ini ditransfer ke koenzim Q. Energi yang dihasilkan ketika NADH dan FADH2 melepaskan elektronnya cukup besar untuk menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi ATP. Kemudian koenzim Q dioksidasi oleh sitokrom b. Selain melepaskan elektron, koenzim Q juga melepaskan 2 ion H+. Setelah itu sitokrom b dioksidasi oleh sitokrom c. Energi yang dihasilkan dari proses oksidasi sitokrom b oleh sitokrom c juga menghasilkan cukup energi untuk menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi ATP, kemudian sitokrom c mereduksi sitokrom a.
      pada keadaan aerobik atau pada mikroorganisme yang bersifat aerobik, jenis sitokrom a yang dimiliki adalah sitokrom aa3 atau sitokrom oksidase. pada tahap selanjutnya sitokrom oskidase ini kemudian akan dioksidasi oleh sebuah atom oksigen yang merupakan zat yang paling elektronegatif dalam rantai tersebut, dan merupakan akseptor elektron terakhir.

      Gambar 8. Transport elektron pada respirasi anaerob (kiri) dan              
               


         Transport electron pada respirasi aerob (kanan). 
      Setelah menerima elektron dari sitokrom oksidase , oksigen tersebut kemudian bergabung dengan ion H+ yang dihasilkan dari oksidasi koenzim Q oleh sitokrom b membentuk air (H2O). Oksidasi yang terakhir ini menghasilkan energi yang cukup besar untuk dapat menyatukan ADP dan gugus fosfat anorganik menjadi ATP. Jadi, secara keseluruhan ada tiga tempat pada Transport elektron yang menghasilkan ATP (Jakubowski,. 2008).
      Uji oksidase berfungsi untuk menentukan adanya sitokrom oksidase yang dapat ditemukan pada mikroorganisme tertentu. Mikroorganisme aerobik dan anaerobik fakultatif memiliki enzim sitokrom oksidase dan oksigen sebagai akseptor elektronnya sehingga dalam uji ini akan memberikan hasil uji positif yang ditunjukkan dengan perubahan warna koloni bakteri menjadi hitam dalam waktu 30 menit setelah penambahan reagen uji. Perubahan warna ini disebabkan sitokrom oksidase mengoksidasikan larytan reagen. pada mikroorganisme anaerobik obligat akan memberikan hasil uji negatif yang ditandai dengan tidak terjadi peruabahn warna (Lay, 1994).