Sabtu, 28 April 2012

PEMERIKSAAN OKSIDASE POSITIF ISOLAT MICROCOCCUS

BAB I
Senyawa Kimia dalam Pemeriksaan Oksidase Positif

A.   Reagen
       Tetramethyl-p-phenylenediamine dihydrocloride
Komposisi  :
-          Larutan alfa-naftol 1%
-          Dimetil-p-fenilendiamin dihidoklorid

Prosedur :
1.    Siapkan agar plate untuk inokulasi masing-masing bakteri uji
2.    Gunakan teknik aseptik dalam menginokulasikan tiap-tiap bakteri dengan memakai “single line streak inoculation” pada permukaan agar.
3.    Inkubasi 370C selama 24-48 jam.
4.    Tambahkan reagen oksidase pada koloni terpisah dan amati hasil

B.  Rumus Kimia : C10H16N2 . 2 HCl
     Penampilan fisik : Off-putih bubuk abu-abu
             
     Tetramethyl-p-phenylenediamine dihydrocloride


BAB II
PERUBAHAN KIMIA PADA OKSIDASE POSITIF
               
      Oksidase  adalah pengujian yang penting untukmembedakan karakteristik genus Psedomonas. Pengujian ini dapat bermanfaat untuk membedakan spesies yang serupa dengan P.syringe. Pada P.syringe oksidase bersifat negative dan spesies lain dari genus Pseudomonas bersifat oksidase positif. Letakkan kertas Whatman No.1 didalam pertidish dan teteskan 3-4 tetes 1% larutan Tetramethyl-p-phenylenediamine dihydrocloride pada bagian tengah kertas. Letakkan 1 lup penuh bakteri yang segar telah ditumbuhkan pada medium Kings’B Agar dan goreskan pada kertas saring yang lembab. Perubahan reagen menjadi warna ungu dalam 10 detik merupakan hasil positif. Sedangkan untuk oksidase negatif maka pembentukan warna ungu setelah 30 detik.
     Menggunakan Tetramethyl-p-phenylenediamine dihydrocloride (C6H4[N(CH3)2]2HCl) dicampur dengan asam askorbat (ascorbic acid), larutan tersebut diteteskan pada kertas saring.Biarkan murni diambil dengan ose lalu dgoreskan pada kertas saring tersebut. Bila dalam beberapa detik terjadi perubahan warna biru/violet menandakan oksidase positif.







BAB III
PEMBAHASAN

Transport elektron sering disebut juga sistem rantai respirasi atau sistem oksidasi terminal. Transport elektron berlangsung pada krista (membran dalam) dalam mitokondria. Molekul yang berperan penting dalam reaksi ini adalah NADH dan FADH2, yang dihasilkan dari siklus Krebs. Selain itu, molekul lain yang juga berperan adalah molekul oksigen (O2), koenzim Q (Ubiquinone), sitokrom b, sitokrom c, dan sitokrom a atau sitokrom oksidase.
      Pertama-tama, NADH dan FADH2 mengalami oksidasi, dan elektron berenergi tinggi yang berasal dari reaksi oksidasi ini ditransfer ke koenzim Q. Energi yang dihasilkan ketika NADH dan FADH2 melepaskan elektronnya cukup besar untuk menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi ATP. Kemudian koenzim Q dioksidasi oleh sitokrom b. Selain melepaskan elektron, koenzim Q juga melepaskan 2 ion H+. Setelah itu sitokrom b dioksidasi oleh sitokrom c. Energi yang dihasilkan dari proses oksidasi sitokrom b oleh sitokrom c juga menghasilkan cukup energi untuk menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi ATP, kemudian sitokrom c mereduksi sitokrom a.
      pada keadaan aerobik atau pada mikroorganisme yang bersifat aerobik, jenis sitokrom a yang dimiliki adalah sitokrom aa3 atau sitokrom oksidase. pada tahap selanjutnya sitokrom oskidase ini kemudian akan dioksidasi oleh sebuah atom oksigen yang merupakan zat yang paling elektronegatif dalam rantai tersebut, dan merupakan akseptor elektron terakhir.

      Gambar 8. Transport elektron pada respirasi anaerob (kiri) dan              
               


         Transport electron pada respirasi aerob (kanan). 
      Setelah menerima elektron dari sitokrom oksidase , oksigen tersebut kemudian bergabung dengan ion H+ yang dihasilkan dari oksidasi koenzim Q oleh sitokrom b membentuk air (H2O). Oksidasi yang terakhir ini menghasilkan energi yang cukup besar untuk dapat menyatukan ADP dan gugus fosfat anorganik menjadi ATP. Jadi, secara keseluruhan ada tiga tempat pada Transport elektron yang menghasilkan ATP (Jakubowski,. 2008).
      Uji oksidase berfungsi untuk menentukan adanya sitokrom oksidase yang dapat ditemukan pada mikroorganisme tertentu. Mikroorganisme aerobik dan anaerobik fakultatif memiliki enzim sitokrom oksidase dan oksigen sebagai akseptor elektronnya sehingga dalam uji ini akan memberikan hasil uji positif yang ditunjukkan dengan perubahan warna koloni bakteri menjadi hitam dalam waktu 30 menit setelah penambahan reagen uji. Perubahan warna ini disebabkan sitokrom oksidase mengoksidasikan larytan reagen. pada mikroorganisme anaerobik obligat akan memberikan hasil uji negatif yang ditandai dengan tidak terjadi peruabahn warna (Lay, 1994).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar