BAB I
Senyawa
Kimia dalam Pemeriksaan Oksidase Positif
A. Reagen
Tetramethyl-p-phenylenediamine
dihydrocloride
Komposisi :
-
Larutan alfa-naftol 1%
-
Dimetil-p-fenilendiamin dihidoklorid
Prosedur :
1. Siapkan
agar plate untuk inokulasi masing-masing bakteri uji
2. Gunakan
teknik aseptik dalam menginokulasikan tiap-tiap bakteri dengan memakai “single
line streak inoculation” pada permukaan agar.
3. Inkubasi
370C selama 24-48 jam.
4. Tambahkan
reagen oksidase pada koloni terpisah dan amati hasil
B. Rumus Kimia : C10H16N2 . 2 HCl
Penampilan fisik : Off-putih bubuk abu-abu
Penampilan fisik : Off-putih bubuk abu-abu
Tetramethyl-p-phenylenediamine
dihydrocloride
BAB II
PERUBAHAN KIMIA PADA OKSIDASE POSITIF
Oksidase adalah pengujian yang penting untukmembedakan
karakteristik genus Psedomonas. Pengujian ini dapat bermanfaat untuk membedakan
spesies yang serupa dengan P.syringe. Pada P.syringe oksidase bersifat negative
dan spesies lain dari genus Pseudomonas bersifat oksidase positif. Letakkan
kertas Whatman No.1 didalam pertidish dan teteskan 3-4 tetes 1% larutan Tetramethyl-p-phenylenediamine
dihydrocloride pada bagian tengah kertas. Letakkan 1 lup penuh bakteri yang
segar telah ditumbuhkan pada medium Kings’B Agar dan goreskan pada kertas
saring yang lembab. Perubahan reagen menjadi warna ungu dalam 10 detik
merupakan hasil positif. Sedangkan untuk oksidase negatif maka pembentukan
warna ungu setelah 30 detik.
Menggunakan
Tetramethyl-p-phenylenediamine dihydrocloride (C6H4[N(CH3)2]2HCl) dicampur
dengan asam askorbat (ascorbic acid), larutan tersebut diteteskan pada kertas
saring.Biarkan murni diambil dengan ose lalu dgoreskan pada kertas saring
tersebut. Bila dalam beberapa detik terjadi perubahan warna biru/violet
menandakan oksidase positif.
BAB III
PEMBAHASAN
Transport elektron sering disebut juga sistem rantai
respirasi atau sistem oksidasi terminal. Transport elektron berlangsung pada krista
(membran dalam) dalam mitokondria. Molekul yang berperan penting dalam reaksi
ini adalah NADH dan FADH2, yang dihasilkan dari siklus Krebs.
Selain itu, molekul lain yang juga berperan adalah molekul oksigen (O2),
koenzim Q (Ubiquinone), sitokrom b, sitokrom c, dan sitokrom a atau
sitokrom oksidase.
Pertama-tama, NADH dan
FADH2 mengalami oksidasi, dan elektron berenergi tinggi yang berasal
dari reaksi oksidasi ini ditransfer ke koenzim Q. Energi yang dihasilkan ketika
NADH dan FADH2 melepaskan elektronnya cukup besar untuk menyatukan
ADP dan fosfat anorganik menjadi ATP. Kemudian koenzim Q dioksidasi oleh
sitokrom b. Selain melepaskan elektron, koenzim Q juga melepaskan 2 ion H+.
Setelah itu sitokrom b dioksidasi oleh sitokrom c. Energi yang dihasilkan dari
proses oksidasi sitokrom b oleh sitokrom c juga menghasilkan cukup energi untuk
menyatukan ADP dan fosfat anorganik menjadi ATP, kemudian sitokrom c mereduksi sitokrom a.
pada keadaan aerobik
atau pada mikroorganisme yang bersifat aerobik, jenis sitokrom a yang dimiliki
adalah sitokrom aa3 atau sitokrom oksidase. pada tahap selanjutnya
sitokrom oskidase ini kemudian akan dioksidasi oleh sebuah atom oksigen yang
merupakan zat yang paling elektronegatif dalam rantai tersebut, dan merupakan
akseptor elektron terakhir.
Gambar 8. Transport elektron
pada respirasi anaerob (kiri) dan
Transport electron
pada respirasi aerob (kanan).
Setelah menerima
elektron dari sitokrom oksidase , oksigen tersebut kemudian bergabung dengan
ion H+ yang dihasilkan dari oksidasi koenzim Q oleh sitokrom b
membentuk air (H2O). Oksidasi yang terakhir ini menghasilkan energi
yang cukup besar untuk dapat menyatukan ADP dan gugus fosfat anorganik menjadi
ATP. Jadi, secara keseluruhan ada tiga tempat pada Transport elektron yang
menghasilkan ATP (Jakubowski,. 2008).
Uji
oksidase berfungsi untuk menentukan adanya sitokrom oksidase yang dapat
ditemukan pada mikroorganisme tertentu. Mikroorganisme aerobik dan anaerobik
fakultatif memiliki enzim sitokrom oksidase dan oksigen sebagai akseptor
elektronnya sehingga dalam uji ini akan memberikan hasil uji positif yang
ditunjukkan dengan perubahan warna koloni bakteri menjadi hitam dalam waktu 30
menit setelah penambahan reagen uji. Perubahan warna ini disebabkan sitokrom oksidase
mengoksidasikan larytan reagen. pada mikroorganisme anaerobik obligat akan
memberikan hasil uji negatif yang ditandai dengan tidak terjadi peruabahn warna
(Lay, 1994).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar